Kamis, 12 Desember 2013

Peradaban Sungai Kuning ( Hwang Ho )

A.      Letak geografis sungai Kuning(Huang-Ho)


Sungai Kuning atau Hwang-Ho (sekarang disebut Huang He) bersumber di daerah pegunungan Kwen-Lun di Tibet. Setelah melalui daerah pengunungan Cina Utara,  Sungai Hwang Ho disebut sebagai Sungai Kuning karena membawa lumpur kuning sepanjang alirannya, sungai panjang yang membawa lumpur kuning itu membentuk dataran rendah Cina dan bermuara di Teluk Tsii-Li di Laut Kuning[1]. Sedang di dataran tinggi sebelah selatan mengalir Sungai Yang Tse Kiang yang berhulu di Pegunungan Kwen-Lun (Tibet) dan bermuara di Laut Cina Timur. Negeri Cina terletak di Asia Bagian Timur. Di sebelah barat dan utaranya berbatasan dengan daerah Siberia dan Mogolia (Gurun Gobi).
Pada daerah lembah sungai yang subur inilah kebudayaan bangsa Cina berawal.  Dalam sejarah, daerah tersebut menyulitkan masyarakat Cina kuno untuk melaksanakan aktivitas hidupnya karena terjadinya pembekuan es di musim dingin dan ketika es mulai mencair akan terjadi banjir serta air bah Berbagai kesulitan dan tantangan tersebut mendorong bangsa Cina untuk berpikir dan mengatasinya dengan pembangunan tanggul raksasa di sepanjang sungai tersebut.
keadaan Alam di Cina sangat heterogen karena Cina adalah wilayah yang luas,  Cina terbentang dari Siberia hingga Daerah yang beriklim Tropis dan dari Samudra Fasifik hingga mencapai Jantung Asia Tengah.  Iklim di Cina bervariasi, daerah Selatan dan Timur beriklim kering, utara di pengaruhi oleh iklim tropis yang panas.[2]
B.      Peninggalan Kebudayaan
1.       Sistem Pertanian
Pada bagian hilir dari Sungai Kuning, terdapat dataran rendah Cina yang subur dan merupakan pusat kehidupan bangsa Cina. Masyarakat Cina umumnya bercocok tanam gandumpaditehjagung, dan kedelai. Kegiatan pertanian Cina Kuno memang sudah dikenal sejak zaman Neolitikum (±5000 SM) dan tanaman pangan utama yang ditanam adalah padi. Pada zaman perunggu, prioritas pokok dalam pertanian rakyat Cina adalah padi, tehkacang kedelai, dan rami.[3] Kegiatan pertanian mengalami kemajuan pesat dalam pemerintahan Dinasti Chin (221-206 SM). 
Dimasa itu, masyarakat Cina telah menerapkan sistem pertanian yang intensif dengan penggunaan pupukirigasi yang baik, dan perluasan lahan gandum. Pada masa ini lahan gandum sudah diusahakan secara luas. Daerah lembah sungai Hoang Ho dan Yang tse Kiang merupakan daerah yang subur, sehingga sangat cocok untuk bercocok tanam. Selain itu , pasokan air untuk pertanian sangat cukup. Berbagai hasil pertanian seperti padi, jagung, kedelai, pohon murbai, dan teh telah dihasilkan di daerah tersebut. Masyarakat Lembah Sungai Kuning telah terbentuk ribuan tahun yang lalu sebagai masyarakat agraris. Kebudayaan agraris mapan yang telah membentuk karakter bangsa Cina selanjutnya berawal dari daerah ini.
2.       Bidang pengetahuan dan Teknologi
Bumi Cina mengandung berbagai barang tambang seperti batu bara, besi, timah, wolfram, emas dan tembaga, yang sebagian besar terdapat di daerah Yunan. Pembuatan barang-barang seperti perhiasan, perabotan rumah tangga, alat-alat senjata seperti pisau, pedang, tombak, cangkul, sabit dan lain-lain, menunjukan tingginya tingkat perkembangan teknologi masyarakat Cina pada saat itu. Bangsa Cina sejak zaman dahulu kala telah terkenal keahlianya dalam Pembuatan Keramik, serta pemproduksi kain sutera, alat-alat senjata, pekakas rumah, perhiasan, membuat perahu layar. Dalam perdagangan internasional keramik dan kain sutera selalu menjadi barang komoditas Cina yang paling utama.
Dalam bidang lain, seperti pembuatan kertas dan mesin cetak sederhana, Jauh sebelum kertas dipakai di dunia Barat. TsaiLun telah mengembangkan kertas di Cina. Demikian pula mesin cetak sederhana, juga pertama kali dibuat oleh orang-orang Cina. Cina juga dikenal sebagai bangsa yang sudah mengenal kompas, sebelum bangsa Barat menggunakannya, menggunakan ilmu astronomi sehingga bisa menyusun kalender. Demikian pula dengan mesiu, dan roket.  Cina telah mengenalnya sejak jaman kuno, namun yang mengembangkan kemudian justru orang-orang Barat.
Cina memiliki seni arsitektur yang sangat hebat, seperti kuil Dewa Langit di Peking dan Pagar tembok Besar Cina. Seni arsitektur lain yang juga terkenal adalah istana-istana kaisar Cina. Ketika pengaruh Cina telah sampai di Korea dan Jepang, maka seni arsitektur Cina juga diadopsi oleh bangsa Jepang. Hal ini terlihat dari tipe dan corak bangunan kuil dan istana raja atau kaisar, baik di Korea maupun Jepang yang jelas-jelas meniru arsitektur Cina.
Masyarakat Cina sudah mengenal tulisan, yaitu tulisan gambar. Tulisan gambar itu merupakan sebuah lambang dari apa yang hendak ditunjukkan. Tulisan itu merupakan salah satu sarana komunikasi. Untuk memupuk rasa persatuan dan rasa persaudaraan, pada permulaan abad ke-20 dikembangkan pemakaian bahasa persatuan, yaitu bahasa Kuo-Yu.
Huruf Cina dikenal dengan sebutan Piktograf. Huruf Cina ini berkembang baik di Korea maupun jepang. Di Jepang huruf Cina dimodifikasi menjadi huruf Kanji, sedangkan di Korea pemakaiannya telah mengalami penyempurnaan sesuai tradisi bangsa Korea.
3.       Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan di Cina ada dua yaitu sistem Feodal dan system unitaris.[4] Adapun dinasti-dinasti yang berkuasa pada masa cina kuno yaitu :
·         Dinasti Shang
·         Dinasti Zhou
·         Dinasti chin
·         Dinasti Han
·         Kerajaan
4.       Filsafat
Filsafat Cina berkembang pada masa pemerintahan Dinasti Chou. Pada masa itu lahir tiga ahli filsafat Cina, yakni Lao Tse, Kong Fu Tse, dan Meng Tse.
§  Ajaran Lao Tse tercantum dalam bukunya yang berjudul Tao Te Cing. Lao Tse percaya bahawa ada semangat keadilan dan kesejahteraan yang kekal dan abadi, yaitu bernama Tao. Ajaran Lao Tse bernama Taoisme.
§  Ajaran Kong Fu Tse berdasarkan Tao juga. Menurut ajaran Kong Fu Tse, Tao adalah sesuatu kekuatan yang mengatur segala-galanya dalam alam semesta ini, sehingga tercapai keselarasan.
§  Meng Tse (372-280 SM) adalah seorang murid Kong Fu Tse yang melanjutkan ajaran gurunya.
5.       Kebudayaan
            Karya sastra berkembang pesat di Cina,  dinasti shin shing berupa karya puisi klasik, shu ching sejarah klasik dan lain-lain. selain itu ada juga peninggalan-penilnggalan :
§  Kuil
Salah satu kuil yang terkenal di Cina bernama Kuil Dewa Beijing. Terbuat dari batu pualam yang dikelilingi tiga pelataran yang amat indah serta di bagian tengah terdapat tangga yang terbuat dari batu pualam pilihan. Atap bangunan dibuat berlapis tiga.
·         Istana
Istana kaisar atau raja Cina dibangun dengan sangat megah dan indah. Tujuannya sebagai tanda penghormatan terhadap raja atau kaisar.
·         Seni Lukis
Perkembangan seni lukis sangat pesat, bahkan lukisan-lukisan hasil karya dari tokoh-tokoh ternama menghiasi dinding tembok istana atau kuil-kuil.
6.       Kepercayaan
            Masyarakat Lembah Sungai Kuning pada awalnya menyembah Dewa Langit yang dipimpin oleh raja – raja mereka. Hal yang sama juga dilakukan oleh bangsa Mesir, Mesopotamia, serta bangsa Maya sekitar 4000 SM. Dalam perkembangan selanjutnya, sekitar 1750 SM telah berdiri negara-negara kota di Cina. Mereka dipimpin oleh seorang raja yang merangkap sebagai imam agama. Dalam pandangan masyarakat Cina, raja dianggap sebagai perantara bagi bumi terhadap langit Oleh karena itu, di sekitar kehidupan raja selalu dikeramatkan. Untuk mengadakan upacara-upacara, maka dibangun kuil-kuil yang tersebar di berbagai tempat di Cina. Masyarakat Lembah Sungai Kuning dalam kehidupan sehari-hari juga sangat menghormati nenek moyang dan kekuatan-kekuatan alam yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, seperti guntur, kilat, sungai, binatang, matahari dan gempa. Dewa orang Cina yaitu Feng-pa(dewa angin), Lei-shin(dewa angin taufan), t’ai-shan(penguasa bukit suci) ho-po.[5]

Hal yang menarik dari peradaban sungai kuning.
Ajaran-ajaran Filsafatnya yang  sampai sekarang dipakai sebagai pegangan hidup orang-orang Cina, sehingga lahirlah agama Tao dan Kong Hu Chu, mendampingi Budha.  Kepercayaan Orang Cina terhadap kekuatan alam sehingga mereka tidak semena-mena dalam menggunakan segala sesuatu yang ada di alam.
Sungai kuning di Cina utara ini di kenal juga segala derita cina karena setiap kali banjir, sungai ini menyebabkan banyak kerugian, misalnya pada tahun 2297 SM, jumlah korban yang di sebabkan oleh Sungai ini tidak terhitung banyaknya.[6]












[1]Rika Moniarti.2002. Sejarah Peradaban Kuno.Bandung : Mitra sarana 
[2] Ivan taniputera. 2011. History of china : Yogyakarta : Ar-ruzz Media
[3] Rika moniarti.2002. Sejarah Peradaban Kuno.Bandung : Mitra sarana 
[4] feodal : urusan Negara tidak di tangani langsung oleh kaisar; unitaris : kaisar berkuasa mutlak dalam pemerintahan
[5] Hegel, 2011.Filsafat sejarah(terjemahan),Yogyakarta : Pustaka pelajar 
[6] Stepen J.Spignesi, 2006. 100 Bencana sepanjang Masa. Batam : Karisma Publishing group 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar