Kamis, 12 Desember 2013

Pengaruh Peradaban India, Cina, dan Kebudayaan Yunan terhadap Peradaban di Indonesia.

Pengaruh Peradaban  India, Cina, dan Kebudayaan Yunan terhadap Peradaban di Indonesia.
(Dila Nurrohmah)
  A.    India
Hubungan antara India dengan Indonesia telah terjalin sejak zaman dahulu kala. India dan Indonesia telah menjalin hubungan perdagangan sejak lama. Hubungan perdagangan ini juga telah mengakibatkan terjadinya pertukaran kebudayaan, terutama pengaruh budaya dan agama (Hindu dan Buddha) India ke Indonesia. Pengaruh budaya India di Indonesia sangatlah  besar. Pengaruh kebudayaan Indiaini  sangat  mudah diterima di Indonesia karena  unsur-unsur budaya India telah ada dalam kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga hal-hal baru yang mereka bawa mudah diserap. Meskipun kebudayaan Hindu yang datang dari India telah lebih maju dari pada peradaban Indonesia akan tetapi kebudayaan Hindu sama primitive dalam arti kebudayaan Hindu berdasarkan cara berfikir yang kompleks dan emosiani. Dalam budaya Hindu kedudukan roh-roh dan kekuatan gaib juga dianggap penting. [1] Beberapa bukti pengaruh budaya India di Indonesia adalah:
  1.    Adanya arca Buddha dari perunggu di Sempaga (Sulawesi Selatan) sebagai bukti tertua bergaya amarawati (gaya India Selatan), arca sejenis juga ditemukan di Jember dan Bukit Siguntang, Sumatra Selatan. Arca Buddha lainnya yang ditemukan di Kota Bangun, Kutai, bergaya gandhara (gaya India Utara). 
  2.     Ditemukan prasasti di Kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang terpengaruh India, yaitu berbahasa Sanskerta dan berhuruf Pallawa.  
  3.      Adanya bangunan candi dan arca yang terpengaruh oleh Hindu dan Buddha. 
  4.     Adanya prasasti Sriwijaya yang ditulis dalam bahasa Melayu Kuno berhuruf Pallawa yang sudah menonjol unsur Indonesianya. 
  5.    Adanya bukti Arkeologi di Indonesia bahwa pengaruh India ada dalam budaya Nusantara. 
  6.    Dalam berbagai hal pengaruh India itu terlihat. Di bidang pemerintahan muncul kerajaan, dalam bidang kebudayaan pengaruh India melahirkan candi megah di Nusantara, misalnya, candi Borobudur, Prambanan, di bidang social melahirkan ikatan-ikatan desa dan ikatan feodal.[2]

Dalam pengaruhnya pada kebudayaan Indonesia, pengaruh Hindu meliputi tiga bidang yakni agama, bangunan dan kebudayaan. Selain itu, dari sudut kronologi terdapat dua macam pengaruh di Indonesia:
1.      Pengaruh Hindu aktif, pengaruh Hindu aktif adalah suatu periode dalam sejarah di mana pengaruh Hindu secara langsung dan aktif membantu perkembangan kebudayaan di Indonesia. Periode ini berlangsung dari abad ke-1 sampai ke-16 (akhir kerajaan Majapahit).
2.      Pengaruh Hindu pasif, yaitu pengaruh Hindu yang tidak secara langsung mempengaruhi kebudayaan Indonesia, karena kerajaan-kerajaan yang berpengaruh Hindu telah lenyap. Meskipun demikian unsur-unsur kebudayaan Hindu masih melekat dan menjadi salah satu unsur kebudayaan. Periode ini berlangsung dari abad ke-16 hingga sekarang. [3]

  B.     Cina
Dalam hubungan dagang antara Cina dan Indonesia telah terjadi hubungan pelayaran langsung antara keduanya. Bukti pasti mengenai pelayaran kedua tempat tersebut berasal dari abad ke-V M. hubungan perdagangan antara kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan Cina pada umumnya disimpulkan dari utusan-utusan mereka. Hubungan antara kedua negara ini pun tidak selalu mengenai masalh perdagangan. Seperti perutusan dari P’oli dan Tan-tan yang membawa surat berisi pujian terhadap kaisar karena jasanya untuk agama Buddha.
Keberhasilan Indonesia untuk dapat berdagang dengan Cina telah mwnunjukkan tahap nyata dari perkembangan masyarakat Indonesia. Setelah bangsa Indonesia dapat berdagang langsung dengan Cina, Indonesia dapat mendapatkan kedudukan tersendiri dalam perdagangan Internasional. Kapal-kapal Indonesia melayari jalur-jalur pelayaran perdagangan dari India hingga Cina. Datangnya pedagang Cina di Indonesia juga telah meningkatkan pertumbuhan perdagangan. Hal tersebut mendukung perkembangan kerajaan-kerajaan di Indonesia menjadi kerajaan maritime yang memiliki pengaruh yang besar.
Hubungan dagang ini juga mengakibatkan orang-orang Indonesia dapat sampai ke Cina, dan sebaliknya. Pengaru hubungan Cina dengan Indonesia tidaklah sebesar pengaruh India terhadap Indonesia. Hubungan dengan India telah mengakibatkan perubahan-perubahan dalam ketatanegaraan di sebagian wilayah Indonesia. Selain itu juga mengakibatkan perubahan dalam tata dan susunan masyarakat sebagai akibat dari penyebaran agama Hindu-Buddha. Pengaruh Cina ke Indonesia jauh lebih kecil.[4]

3.      Yunan
Orang-orang Austronesia dari Asia (Yunan) yang pertama kali ke Nusantara pada sekitar 1500 SM bisa juga disebut dengan bangsa Melayu tua.  Orang-orang ini datang ke wilayah  Nusantara melalui dua jalan, yaitu
a.       Jalan barat dari Yunan (Cina Selatan) melalui Selat Malaka (Malaysia) masuk ke Sumatra masuk ke Jawa. Mereka membawa alat berupa kapak persegi.
b.      Jalan utara (timur) dari Yunan melalui Formosa (Taiwan) masuk ke Filipina kemudian ke Sulawesi kemudian masuk ke Irian. Mereka membawa alat kapak lonjong.
Bangsa ini memiliki kebudayaan batu, alat-alatnya yang terbuat dari batu sudah maju, yakni sudah dihaluskan. Hal tersebut berbeda dengan manusia purba yang alatnya masih kasar dan sederhana. Hasil budaya mereka dikenal dengan kapak persegi yang banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Adapun kapak lonjong banyak digunakan oleh mereka yang melalui jalan utara, yakni Sulawesi dan Irian. Von Heekern menyatakan bahwa di Kalumpang, Sulawesi Utara telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak lonjong yang dibawa orang Austronesia yang datang dari arah utara Indonesia melalui Formosa (Taiwan), Filipina, dan Sulawesi.

Pada sekitar 500SM  bangsa Yunan datang lagi ke Indoneisa. Bangsa ini kemudian disebut dengan Bangsa Melayu Muda yang disebut juga Deutero Melayu. Mereka masuk ke Nusantara melalui jalan barat. Bangsa Melayu Muda berhasil mendesak dan bercampur dengan bangsa Proto Melayu. Bangsa Deutero Melayu ini memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan Proto Melayu. Mereka sudah dapat membuat barang-barang dari perunggu dan besi. Hasil budayanya adalah kapak corong, kapak sepatu, dan nekara. Selain kebudayaan logam, bangsa Deutero Melayu juga mengembangkan kebudayaan Megalitikum, yaitu kebudayaan yang menghasilkan bangunan yang terbuat dari batu besar, misalnya, menhir (tugu batu), dolmen (meja batu), sarkofagus (keranda mayat), kubur batu, dan punden berundak. [5]
Pengaruh kebudayaan Yunan terhadap peradaban Indonesia adalah dibawanya peralatan-peralatan batu dan logam yang sudah canggih. Peralatan-peralatan ini menyebabkan peralihan dari food gathering menjadi food producing.

Simpulan
Kebudayaan India yang masuk ke Indonesia telah membawa perubahan pesar terhadap peradaban di Indonesia. Bangsa India telah membawa pengaruh Hindu dan Buddha yang kemudian menyebar ke berbagai aspek di dalam masyarakat dan ketatanegaraannya. Pengaruh ini tidak hanya dapat dirasakan zaman dahulu ketika Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha masih berjaya, akan tetapi sekarang pun kebudayaan Hindu ini masih dapat kita rasakan.
Selain dalam bidang agama, India juga membawa pengaruh dalam bidang perdagangan yang sudah terjalin dengan baik dengan bangsa India ini.
Pengaruh Cina ke Indonesia tidaklah sebesar pengaruh India, akan tetapi Cina yang sejak dahulu telah dikenal karena perdagangannya juga telah member pengaruh yang berarti dalam peradaban Indonesia. Karena perdagangannya denga Cina, Indonesia dapat semakin memperluas perdagangannya yang berdampak pada semakin majunya kerajaan-kerajaan di Indonesia saat itu.
Kebudayaan Yunan telah mempengaruhi Indonesia dalam bidang peralatan-peralatannya. Dengan kedatangan bangsa Yunan ke Indonesia telah mengakibatkan perubahan dari food gathering ke food producing. Dengan demikian bangsa Indonesia telah mengenal pembuatan bahan makanan atau pertanian.




Referensi:

Asmito. 1988. Sejarah kebudayaan Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.

S. Takdir Alisjahbana. 1966. Revolusi Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Wardaya. 2009. Cakrawala Sejarah 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.







[1] S. Takdir Alisjahbana. 1966. Revolusi Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia. Kuala Lumpur: Oxford University Press. Hal 6.
[2] Wardaya. 2009. Cakrawala Sejarah 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Hal 86-87. 
[3] Asmito. 1988. Sejarah kebudayaan Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hal  63.

[4] Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka. Hal 21-26.

[5] Wardaya. 2009. Cakrawala Sejarah 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Hal  81-82. 

1 komentar:

  1. Alhamdulillah tugas saya selesai terima kasih banyak ya atas jawaban nya.

    BalasHapus